Topang Ketahanan Pangan, Petrokimia Gresik Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani


AKaeS - Peran menopang ketahanan pangan nasional salah satunya dilaksanakan PT Pupuk Indonesia (Persero). Bersama dengan 10 anak perusahaannya, Pupuk Indonesia memberdayakan masyarakat melalui kegiatan Creating Shared Value (CSV)--pengembangan dari kegiatan CSR perusahaan.

Salah satu inisiatif CSV yang telah dan terus dijalankan hingga saat ini adalah program Makmur. Program yang resmi diluncurkan Menteri BUMN Erick Thohir pada tanggal 28 Agustus 2021 lalu ini, merupakan inisiatif Pupuk Indonesia sebagai upaya solusi pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

Program dengan akronim "Mari Kita Majukan Usaha Rakyat", sebelumnya bernama Agrosolution yang telah dirintis Pupuk Indonesia sejak akhir 2020 lalu hingga kemudian berganti nama menjadi "Program Makmur".

VP Komunikasi Korporat  PT Petrokimia Gresik (PKG), Rama Yusron Harbiansyah menjelaskan bahwa program Makmur merupakan ekosistem pertanian yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Program mencakup berbagai aspek yang membantu petani dan budidaya pertanian.

Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming, dan mekanisme pertanian. Selain itu juga akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian, serta adanya offtaker (pembeli, pengumpul,  penyalur hasil produksi masyarakat) atau jaminan pasar bagi petani.

Program Makmur, lanjut Rama, menghubungkan stakeholder pertanian, mulai dari project leader, lembaga keuangan dan asuransi, teknologi pertanian, agro input, offtaker dan pemerintah daerah. Dengan ekosistem seperti ini, program Makmur mampu menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani.

"Program Makmur merupakan transformasi dari program Agrosolution yang diinisiasi Pupuk Indonesia sejak tahun 2020 dan dirilis kembali oleh Menteri BUMN, Pak Erick Thohir. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional," kata Rama kepada Abdullah Karim Siregar.

Sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia, jelas Rama, Petrokimia Gresik menjamin penyediaan agroinput pertanian, mulai dari pupuk non subsidi hingga pestisida. Selain itu, PKG juga memberikan kawalan dan analisa uji tanah melalui layanan gratis Mobil Uji Tanah, sehingga petani dapat memperoleh rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.

Dalam beberapa program Makmur di Indonesia, Petrokimia Gresik bertindak sebagai project leader. Sebelum melakukan budidaya, layanan Mobil Uji Tanah Petrokimia Gresik melakukan riset untuk mengetes kandungan tanah tempat budidaya. Dengan demikian, kami dapat memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat atau presisi sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan dibudidaya.

PKG yang dinakhodai Dwi Satriyo ini juga menyediakan pupuk nonsubsidi yang merupakan kebutuhan pelengkap dasar bagi budidaya, serta memberikan kawalan pestisida guna mengoptimalkan produktivitas lahan pertanian.

Dalam ekosistem itu, PKG menggandeng lembaga perbankan dan asuransi untuk memberikan bantuan modal serta jaminan pada budidaya petani. Tidak ketinggalan bersinergi dengan mendatangkan offtaker. Sinergi dengan offtaker membuat petani bisa menjual hasil panennya langsung pada industri besar, tidak lagi melalui tangan-tangan tengkulak, sehingga pendapatan yang diterima tentu semakin besar.

Lampaui Target


Di tahun 2023, PKG mendapat amanah untuk menjalankan program Makmur di luas lahan 112.151 hektare (ha) atau naik hampir 14 persen dari realisasi tahun sebelumnya, yaitu 98.598 ha. Hingga Oktober 2023, Petrokimia Gresik telah merealisasikan seluas 126.044 ha, melebihi target yang ditetapkan sepanjang tahun 2023. Luasan ini juga setara dengan 41 persen dari total realisasi program Makmur di seluruh anak perusahaan Pupuk Indonesia, yaitu 306.775 ha.

Realisasi program Makmur Petrokimia Gresik terbanyak berada di Jawa Timur dengan luas lahan 83.961 ha. Kemudian Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (16.155 ha), Jawa Barat (9.789 Ha), Bali Nusa (9.181 ha), Kalimantan (4.220 ha) dan Sumatera (2.738 ha).

Dalam realisasi tersebut, PKG melibatkan sebanyak 30.212 petani. Jumlah ini sekitar 33 persen dari petani yang terlibat dalam program Makmur Pupuk Indonesia Grup. Sedangkan komoditas yang digarap program Makmur Petrokimia Gresik hingga Oktober 2023, antara lain berupa tebu (51.103 ha), padi (46.517 ha), hortikultura (12.435 ha), jagung (8.373 ha), kelapa sawit (4.219 ha), dan bawang merah (3.392 ha).

Melalui program Makmur yang diselenggarakan seluruh anak perusahaan Pupuk Indonesia, termasuk PKG, tercatat sejumlah tanaman pertanian mengalami peningkatan produktivitas. Misalnya padi meningkat 14 persen, dari sebelumnya hanya 5,7 ton/ha menjadi 6,5 ton/ha.

Kemudian komoditas tebu, program Makmur yang dijalankan PKG mampu meningkatkan produktivitas tebu hingga 160 ton/ha, atau meningkat sekitar 33 persen dibandingkan produktivitas petani tebu sebelumnya, yaitu hanya 120 ton setiap hektarnya.

"Petrokimia Gresik melalui program Makmur turut menyukseskan program ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian serta mendorong kesejahteraan petani. Dan dampak yang dirasakan para petani dari implementasi program Makmur yang dijalankan Petrokimia Gresik itu sudah pasti peningkatan produktivitas pertanian yang pada akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan petani," tuturnya.

Rama menambahkan, program Makmur bagi PKG, sekaligus menjadi media untuk memberikan edukasi kepada petani terkait penggunaan pupuk nonsubsidi. Menjadikan petani di Indonesia lebih mandiri dan tidak bergantung pada pupuk bersubsidi yang jumlahnya semakin terbatas.

Harapannya, teknologi pertanian atau model budidaya ini diduplikasi petani lain di Indonesia atau menjadi role model sehingga produktivitas pertanian nasional dapat ditingkatkan. Dan dengan budidaya yang tepat, dan hasil yang maksimal, maka pendapatan petani juga meningkat.

Adapun pupuk non subsidi yang digunakan dalam program Makmur Petrokimia Gresik adalah Urea Petro, NPK Petro, dan NPK Phonska Plus, ZA Petro, ZK Petro dan Fosfat Petro. Pupuk ini digunakan untuk komoditas tebu, padi, hortikultura, jagung, kelapa sawit, dan bawang merah.

Pupuk tersebut dihadirkan sesuai dengan kebutuhan tanaman, yang diperkuat dengan hasil layanan Mobil Uji Tanah. Dengan demikian kebutuhan unsur hara tanaman dapat dipenuhi dengan presisi oleh pupuk nonsubsidi PKG, sehingga hasilnya pun semakin optimal.

"Sebagian besar produk pupuk Petrokimia Gresik didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan proses bisnis dalam hal ini rantai pasok yang efektif, efisien, dan terawasi dengan baik," terangnya.

Salah satu rantai pasok dalam proses bisnis PKG yang banyak mendapatkan dukungan teknologi adalah proses penyaluran pupuk bersubsidi, mulai dari gudang pabrik hingga ke kios. Didukung aplikasi digital yang diterapkan sehingga proses distribusinya tepat waktu dan tepat sasaran, seperti Warehouse Management System (WMS), Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO) dan Petrokimia Gresik Port Information System (Petroport). aks

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersama Menyudahi Kompleksitas Stunting, dari Pencegahan hingga Pentingnya Asupan Protein Hewani

Tebar Senyum Kebaikan, 31 Tahun Dompet Dhuafa Mengubah "Mustahik" Jadi 'Muzakki"

Merdeka dari Air Tak Sehat, Viesmann Solusi Pembersih dan Pemurni Air Berstandar Tinggi