Hexagon Ubah Sampah Jadi Cinta


AKaeS - Hexagon merupakan brand usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang didirikan Zara Tentriabeng. Produknya sendiri berupa perhiasan cantik, seperti kalung, gelang, anting, dan mask strap.

Setiap produk yang dihasilkan Hexagon selalu memanfaatkan bahan daur ulang dipadukan dengan teknologi modern. Diantaranya, polymer clay, potongan laser kayu, akrilik, plastik daur ulang l, dan make up daur ulang sebagai pewarnanya.

Dikisahkan Zara, Hexagon yang berlokasi di Jakarta Selatan ini, dirintis sejak 2014, dengan tagline “Turn Waste Into Love”. Sembari memproduksi beragam accessories kecantikan, Hexagon sekaligus turut mengurangi sampah.

"Ketika itu saya keluar dari  pekerjaan tetap, dan membuat perusahaan ini. Pertama kali kita memakai kayu yang direcycle hingga kemudian merambah dengan bereksperimen membuat produk menggunakan bahan bahan unik lainya," kata Zara kepada AkaeS, pada Sabtu (2/12/2023).

Pola yang berbentuk geometris dan simetris, lanjut Zara, menjadi ciri khas atau tema andalan Hexagon. Alasannya sesuai dengan "Hexagon" yang artinya bersegi enam.

"Hexagon juga sesuai dengan kepribadian saya yang tegas dan ketus," tutur perempuan kelahiran September 1981 ini.

Proses produksinya sendiri melibatkan pihak lain sebagai komitmen memberdayakan masyarakat. Misalnya, untuk perhiasan berbahan kayu dan recycle plastic terlebih dulu didesain di markas Hexagon. Selanjutnya di order ke vendor lain untuk memotong atau peleburan plastiknya. 

Selanjutnya untuk pewarnaan polymer clay dikerjakan Hexagon dengan memakai warna dari make up yang sudah kadaluarsa. Make up dicampurkan ke raw clay lalu dibentuk dan dibakar, hingga akhirnya dilapisi agar warnanya tidak pudar.

Untuk penjualan dilakukan secara online dan offline. Namun sejak berkenalan dengan BRI, bentuk pemasarannya lebih luas. Hexagon kerap mengikuti bazar dan showcase di dalam dan luar negri. Termasuk hadir di platform Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PaDi UMKM).

PaDi UMKM sendiri merupakan sebuah platform digital yang mempertemukan UMKM dengan badan usaha milik negara (BUMN) guna mengoptimalkan, mempercepat dan mendorong efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM. Termasuk memperluas dan mempermudah UMKM mendapatkan akses pembiayaan. Dan, BRI satu dari sembilan BUMN yang terlibat dalam pengembangan PaDi UMKM ini.


Asal mula hingga Hexagon menjadi binaan BRI, kata Zara, berawal saat dirinya diajak untuk ikut serta di "UMKM Expo'rt Brilianpreneur". Ajang yang diselenggarakan BRI sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri. Harapannya, program ini mampu menumbuhkembangkan pelaku UMKM dan meningkatkan ekspor nasional.

Pameran yang pernah diikuti Hexagon laiannya diantaranya BRILianpreneur 2020, 2021 dan 2022, Inacraft 2023, Disparekraf Inacraft 2023, ppukm ISEA, Melbourne.

"Kami ikut brilianpreneur dari tahun 2020 mewakili BRI Jakarta selatan," ungkapnya.

Diakuinya, saat menjadi binaan BRI,  penjualan Hexagon jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya. Ini menurut Zara karena BRI memfasilitasi pihaknya mengikuti pameran dan juga menghubungkan dengan buyer dalam dan luar negeri.

Pada akhirnya, pasar Hexagon kini merambah Australia, Italia, Inggris dan Rusia. Tak ketinggalan, kota-kota di Indonesia. Sedangkan dari sisi usia, target produk Hexagon adalah  25 sampai 80 tahun, kelas menengah ke atas.

"Semoga kami bisa difasilitasi untuk pameran ke luar negeri yang cocok dengan brand produk kami, seperti di Milan Design Week, Italia. Ini karena produk kami sangat laku dan diminati di sana," pungkas Zara menyampaikan harapannya. aks

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersama Menyudahi Kompleksitas Stunting, dari Pencegahan hingga Pentingnya Asupan Protein Hewani

Tebar Senyum Kebaikan, 31 Tahun Dompet Dhuafa Mengubah "Mustahik" Jadi 'Muzakki"

Merdeka dari Air Tak Sehat, Viesmann Solusi Pembersih dan Pemurni Air Berstandar Tinggi